![]() |
Kisman dan pendukungnya saat melakukan orasi di depan DPRD Dompu. Foto Nas |
DOMPU - Puluhan massa aksi memadati ruas jalan di depan kantor DPRD Dompu, NTB. Mereka mendesak pihak terkait untuk tidak melakukan Pengumutan Suara Ulang (PSU), Rabu (21/2/2024) pukul 10.00 Wita.
Hal tersebut dinilai merugikan Kisman salah satu calon dapil satu dari partai Hanura nomor urut 6 (enam). Dalam suasana yang begitu memanas, pendukung calon tersebut yang kebanyakan ibu rumahtangga meneriaki penolakan PSU yang beberapa hari lalu diajukan oleh seorang calon dari partai sama.
"Kami tolak PSU, mengapa itu harus dilakukan sementara tidak ada pelanggaran," kata ibu yang tidak ingin disebut namanya sembari menggendong anak.
Dia juga mengatakan bahwa bila terjadi PSU di TPS yang dianggap terjadi pelanggaran akan menimbulkan kecurigaan di tengah masyarakat. Jumlah suara calon yang mengajukan PSU bisa meningkat drastis dan itu akan merugikan Kisman yang notabene sudah mengantongi suara terbanyak serta merugikan calon lain dari berbagai partai.
Ditambahkannya, PSU memicu terjadi kericuhan di tengah masyarakat. Pendukung fanatik bisa saja melakukan tindakan-tindakan brutal sehingga Dompu membara.
Kisman dalam orasinya mengatakan pesta demokrasi sudah dilakukan namun ada saja oknum-oknum yang berkepentingan berusaha menggagalkan pesta demokratisasi tersebut.
"Saya berharap pada ibu-ibu untuk menahan diri atau ada yang membuat keonaran pada aksi pagi ini, dan saya berharap pada semua wartawan agar memuat proses aksi pada hari ini," tegasnya.
Dirinya juga menuturkan, diri serta pendukungnya menolak wacana PSU yang di keluarkan oleh Bawaslu. "Kami menolak, Kami menolak, kami menolak," teriak Kisman dengan lantang.
Sementara itu, Muttakun selaku anggota DPRD aktif dan sekarang ikut dalam kontestasi pileg dari partai Nasdem mengatakan badan pengawasan pemilihan atau Bawaslu tidak lebih tinggi dari ibu-ibu yang ada di tempat demonstrasi. Bawaslu tidak boleh melakukan PSU dengan alasan apapun.
Selain itu, Muttakun menilai Bawaslu terindikasi sudah tidak netral lagi dan pembuat gaduh pelaksanaan demokrasi. "Makanya hari ini kita ingin menghadirkan KPU, Bawaslu, hingga anak turunannya di TPS," teriak muttakun di atas pengeras suara.
Di tengah massa aksi Muttakun berkali -kali mengatakan hal yang sama dan menegaskan bahwa dirinya juga menolak PSU. "Kami sekali lagi menolak pemungutan suara ulang yang rencananya akan dilakukan oleh Bawaslu dan KPU apalagi dengan tujuan Bawaslu itu untuk menjegal, Kisman, Kurnia Ramadhan dan Jara Poro (Julukan dari Muttakun) di parlemen," tandasnya (Nas)
0 Komentar