![]() |
Oknum Kepsek SDN Impres Ndano Na'e Kecamatan Donggo Kabupaten Bima NTB. Foto SN01 |
BIMA - Pendidikan tempat mencerdaskan anak bangsa, membentuk jiwa serta karakter yang baik seperti yang diamanatkan dalam undang-undang. Tugas lembaga pendidikan yakni mengajar, membimbing dan bahkan membina generasi bangsa sebagaimana amanat undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional).
Namun disayangkan pendidikan saat ini salah ditafsirkan oleh para oknum pendidik dan atau pemimpin dari sebuah sekolah. Bagaimana tidak peserta didik yang seharusnya tumbuh sehat malah dibuat sakit dan bahkan trauma oleh kengerian akibat kesalahan dalam menjalankan sistem pendidikan yang seharusnya memanusiakan manusia.
Ha itu terjadi di SDN Impres Rora (Ndano Na'e) Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Salah seorang kepala sekolah bernama Drs Mutra bersama guru PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) H. Sudirman melakukan kekerasan fisik terhadap peserta didik hingga membuat korban harus merasakan sakitnya dipukul.
"H. Sudirman memegang erat Muhammad Gibran (korban red), anak kelas 3 (tiga) SMP supaya tidak bergerak sehingga mudah untuk dipukuli oleh Drs Mutra hingga wajah korban memar," terang orang dalam yang tidak ingin disebutkan namanya, Senin (21/7/2025)
Karena hal tersebut orang tua serta keluarga merasa geram. Mereka mendatangi pihak sekolah untuk meminta pertanggungjawaban atas perbuatan yang mencoreng dunia pendidikan tersebut.
Menurut kesaksian orang dalam bahwa kepsek SDN tersebut kerap melakukan hal serupa kepada peserta didik lainnya sepanjang dia menjadi seorang kepsek beberapa tahun lamanya namun karena pertimbangan dan rata-rata keluarga korban tidak melanjutkan persolan tersebut . Mereka pihak keluarga yang dirugikan oleh aksi serupa memilih tidak melaporkan kepsek tersebut.
"Mutra orangnya tempramen, hanya karena masalah sepele, banyak siswa menjadi korban pemukulan. Kami sangat menyangkan mengapa dia diangkat menjadi seorang kepsek," ungkapnya
Dia menambahkan dalam internal SDN tersebut para guru merasa tidak senang dengan Mutra. Mereka merasa dibodohi karena gaji yang diberikan tidak sesuai dengan jumlah jam yang mereka ajarkan.
Tidak hanya disitu, Mutra juga diduga kuat menyalah gunakan wewenang dan jabatan. Dia (Kepsek red) disinyalir mengunakan dana bos dan dana PIP untuk memperkaya diri.
Dengan pemotongan PIP Mutra menjanjikan pada orang tua siswa untuk pembelian seragam sekolah. Namun hingga hari ini tidak pernah direalisasikan.
"Mutra memegang uang sekolah dan dia sendiri yang mengelolanya. Bendahara hanya formalitas atas nama saja sama sekali tidak diberikan fungsi," tambahnya.
Dia mendesak Dinas Dikpora Kabupaten Bima untuk memecat kepala sekolah tersebut. Dia menilai bahwa ditangan Mutra pendidikan tidak akan berjalan sesuai dengan fungsi tetapi sebaliknya membodohi dan bahkan menjadi sumber kegaduhan.
Meski sudah damai namun kasus semacam ini akan terjadi lagi bila tidak ditangani dengan baik. Diduga kuat kasus kekerasan terhadap anak kerap terjadi di SDN Impres Ndano Na'e lantaran tak tersentuh oleh dinas terkait.
Sampai berita ini dimuat Kepsek tidak dapat dihubungi dan bahkan menutup diri. Informasi yang beredar oknum kepsek percaya diri serta kebal hukum karena dibekingi oleh ketua PAC salah satu partai di Kecamatan Donggo dan seorang dosen di salah satu Universitas di Kabupaten Bima NTB. (SN01)
0 Komentar