![]() |
SMAN 3 Donggo Kecamatan Donggo Kabupaten Bima NTB. Foto SN01 |
BIMA - Proyek renovasi dan pembangunan di SMA Negeri 3 Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang dikelola oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) NTB, telah menjadi sorotan tajam karena dinilai penuh kejanggalan. Proyek ini memiliki anggaran fantastis miliaran rupiah namun kualitas pengerjaannya jauh dari standar.
Pantauan di lapangan menunjukkan bahwa bahan material seperti kusen dan keramik tidak memenuhi standar. Keramik dibiarkan berserakan tanpa perlindungan di tengah lapangan olahraga, mengakibatkan kerusakan parah. Pemasangan plafon dan keramik dilakukan secara asal-asalan, terlihat dari hasil pekerjaan yang tidak presisi, banyak keramik pecah, dan plafon yang mulai rusak meskipun baru dikerjakan.
Tidak adanya papan informasi proyek sejak awal pengerjaan juga menimbulkan pertanyaan besar. Proyek senilai miliaran rupiah ini tidak transparan dalam menyampaikan informasi terkait nilai kontrak, volume pekerjaan, dan detail pelaksanaan. Kondisi ini memunculkan dugaan bahwa proyek ini adalah hasil "jual beli proyek" atau praktik korupsi oleh oknum di lingkungan Dinas Dikbud NTB.
Dugaan semakin menguat bahwa proyek ini merupakan "proyek siluman" dengan tujuan menggelembungkan anggaran. Dengan hasil kerja yang jauh dari standar dan penyelesaian yang terus molor, publik mempertanyakan bagaimana anggaran miliaran bisa menghasilkan proyek yang kualitasnya sangat buruk.
Lebih menyedihkan lagi, guru-guru SMA Negeri 3 Donggo mengungkapkan bahwa sebanyak 300 lembar seng bekas pembongkaran atap gedung hilang dan diduga dibawa pulang oleh pekerja atas perintah Ibu Nur, pelaksana proyek. "Sebenarnya seng bekas tersebut untuk pagar di belakang sekolah yang belum dilakukan secara permanen," ungkap salah satu guru yang tidak ingin disebutkan namanya, Selasa (21/1/2025).
Guru tersebut mengeluhkan, Pengawasan dari pihak Dinas Dikbud NTB hanya dilakukan satu kali dalam dua bulan, itupun dengan kesan formalitas tanpa tindakan nyata untuk memperbaiki ketidakteraturan. Bahkan, oknum pengawas justru bertindak seolah-olah sebagai pelaksana proyek.
Sampai berita ini dimuat pihak terkait belum memberikan tanggapan. (SN01)
0 Komentar