![]() |
| Ilustrasi virus HIV/AIDS |
DOMPU - Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, terus memperkuat upaya skrining dan tracking guna mendeteksi serta menekan penyebaran HIV/AIDS. Hingga pertengahan September 2025, sebanyak 128 warga Dompu terkonfirmasi terpapar penyakit yang hingga kini belum ditemukan obatnya.
Dilansir dari rri.co.id, Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Dompu, Maria Ulfa mengatakan, data 128 kasus tersebut ditelusuri sejak tahun 2021. Dari jumlah itu, 16 orang di antaranya telah meninggal dunia, sementara 112 orang dinyatakan loss kontak.
“112 orang ini masih kami telusuri keberadaannya, karena dikhawatirkan berpotensi menyebarkan virus,” katanya, Jum’at (26/9/2025).
Informasi sementara, kata Maria Ulfa, sebagian ada yang berada di luar daerah dan sebagian lainnya masih dalam pengawasan Dinas Kesehatan. Dinas Kesehatan memastikan, bagi pengidap HIV/AIDS yang masih dalam pendampingan, telah rutin mengonsumsi obat Antiretroviral (ARV).
Obat ini berfungsi menekan jumlah virus HIV dalam tubuh, mencegah kerusakan sistem kekebalan tubuh, serta meningkatkan kualitas hidup penderita. ARV sendiri hanya bisa diambil di RSUD Dompu setiap bulan dan wajib diminum setiap hari.
Meski begitu, Maria menegaskan, ARV bukan obat penyembuh. "Obat ini tidak bisa menyembuhkan, hanya memperpanjang usia harapan hidup pasien,” katanya.
Dinkes Dompu juga mengilustrasikan kasus HIV/AIDS seperti fenomena gunung es. Angka yang muncul baru sebagian kecil, sementara kemungkinan besar masih ada penderita HIV di masyarakat yang belum teridentifikasi.
Karena itu, skrining dinilai sangat penting untuk menemukan kasus sejak dini. Jika dari hasil skrining ada indikasi seseorang terpapar HIV, maka akan dilakukan pemeriksaan lanjutan.
Langkah ini dibarengi dengan berbagai upaya memutus mata rantai penularan, di antaranya melalui sosialisasi ke masyarakat hingga sekolah-sekolah, serta edukasi bagi pengidap HIV agar menerapkan pola hidup bersih dan sehat.
Selain itu, Dinas Kesehatan juga mengimbau penggunaan kondom dalam hubungan seksual, baik bagi pasangan pengidap HIV maupun pekerja seks, sebagai langkah pencegahan penularan.
Pencegahan melalui edukasi, pendampingan, dan perubahan perilaku hidup sehat adalah kunci utama menekan laju penyebaran HIV/AIDS di Dompu. (SN01)

0 Komentar